Friday, March 22, 2019

TRADISI NGUNJUNG DI INDRAMAYU


MAKALAH
TRADISI ADAT NGUNJUNG DI INDRAMAYU
ILMU BUDAYA DASAR
(IBD)


Related image



DOSEN PEMBIMBING
Ariyanto., S.I.Kom., M.M


DISUSUN OLEH
Jodi Foa Boy
(13118511)
1KA21

UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS ILMU KOMPUTER & TEKNOLOGI INFORMASI
SISTEM INFORMASI
2018

Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga makalah Makalah ini dapat tersusun dengan baik.
Makalah ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ilmu Budaya Dasar (IBD).
Kami sampaikan terima kasih kepada dosen dan semua pihak yang senantiasa membantu demi kelancaran makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini sangat sederhana dan belum sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran dari pihak manapun senantiasa akan kami terima untuk menjadikan makalah ini sesuai dengan harapan.
Semoga makalah ini mendapat perhatian dan manfaat bagi mahasiswa dan pembaca pada umumnya,.


22 Maret 2019


Penulis











DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR    …………………………………...…............1
DAFTAR ISI    ……………………................……………...….............2

BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang    …………………………………………...….............3
1.2. Rumusan Masalah    ………………………………………...……....…3
1.3. Tujuan Penulisan    ……………………………………...……….….…3
1.4. Manfaat Penulisan    ……………………………...……………..……..3
BAB II : PEMBAHASAN
2.1. Sejarah Tradisi Ngunjung    ……………………………………………4
2.2. Pengertian Tradisi Ngunjung    ..…...…………………………………..5
BAB III : PENUTUP
3.1. Kesimpulan    ..…………………………………………………………6
3.2. Saran    ..………………………………………………………………..6
DAFTAR PUSTAKA   ………………………………………………..6









BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang

Negara Indonesia merupakan negara kaya tradisi dan adat istiadat. Berbagai macam tradisi hadir dari berbagai sudut daerah. Tradisi yang melekat  pada setiap daerah merupakan tradisi yang turun menurun dari nenek moyang, salah satunya di daerah pulau Jawa. Daerah ini merupakan salah satu daerah yang masih kaya akan tradisi dan budaya dari nenek moyang. Lahirnya suatu tradisi biasanya berkaitan erat dengan peristiwa alam atau bencana yang terjadi. Sebagian besar peristiwa tersebut akan dikaitkan dengan serangkaian ritual tertentu. Ritual yang dilaksanakan tidak lepas dari berbagai simbol dan arti. Bentuk kebudayaan sering diwujudkan berupa simbol-simbol, masyarakat Jawa kaya akan sistem simbol tersebut. Sepanjang sejarah masyarakat Jawa, simbol telah mewarnai tingkah laku, bahasa, ilmu pengetahuan, dan religi. Sistem simbol digunakan sebagai media untuk menyampaikan pesan. Salah satu tradisi yang masih bertahan dimasyarakat hingga saat ini adalah tradisi ngunjung.

1.2  Rumusan Masalah
1.     Apa yang dimaksud dengan Ngunjung ?
2.     Bagaimanakah Tradisi Ngunjung ?

1.3  Tujuan Penulisan
1.     Mendeskripsikan pengertian Tradisi Ngunjung
2.     Mendeskripsikan kegiatan Tradisi Ngunjung
3.     Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai Tradisi Ngunjung yang masih dilakukan hingga saat ini
4.     Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Budaya Dasar

1.4  Manfaat Penulisan
Memberikan wawasan tentang kehidupan atau adat istiadat di masyarakat Indramayu










BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Sejarah Tradisi Ngunjung

Kebudayaan merupakan benang merah yang menghubungkan dimensi ruang, waktu, manusia, serta kreativitasnya yang berlangsung tanpa henti. Ruang-ruang kebudayaan sebagai hasil ketajaman budi dan fikir masyarakat membentuk suatu kesatuan utuh yang tak dapat dipisahkan, baik nilai-nilai dalam tradisi, perekonomian, pertanian, pendidikan, sistem pengetahuan, bahasa, kesenian, sejarah, maupun lingkungan. Seni pertunjukan di Indonesia, dalam perjalanannya, merupakan sebuah ungkapan hati para kreatornya yang disublimasikan dari pengalaman- pengalaman indrawi keseharian mereka, seperti mata pencaharian (pertanian), gejala alam, dsb. Dapat dipahami apabila kesenian yang wajar hanya dapat dihasilkan oleh kelompok masyarakat yang secara sosial budaya dan ekonomi telah sejahtera. Hal ini telah dicontohkan leluhur kita yang dapat kita lihat dari helaran seni tradisi pertanian, diantaranya tradisi “Ngunjung”.

Tradisi ini merupakan syukuran sekaligus prosesi berdoa, dengan mengunjungi makam keramat, leluhur, serta tokoh agama. Tujuannya dengan maksud memohon keselamatan. Biasanya tradisi Ngunjung ini dilaksanakan pada bulan Syuro atau Maulud. Ngunjung atau ziarah kubur ini sebagai bentuk penghormatan kepada tokoh-tokoh yang terdahulu, dengan segala jasa yang telah diberikanya kepada masyarakat semasa hidupnya.

Sebenarnya Ngunjung ini selain syukuran dan berdoa, juga sebagai proses pembelajaran bagi para generasi muda untuk selalu mengingat jasa-jasa leluhurnya. Prosesi tradisi Ngunjung ini biasanya juga dimeriahkan dengan tari-tarian, terutama kesenian Wayang Cepak. Ngunjung ini pun dihadiri oleh seluruh masyarakat, pemerintah setempat, serta pemangku agama setempat.

Sedangkan Ngunjung Sirung secara etimologi bermakna “menyambut dengan hormat tunas baru”. Perayaan “ngunjung” merupakan sebuah tradisi penanaman padi yang pertama. Upacara ini berasal dari Indramayu, Majalengka dan Cirebon. Tradisi “Ngunjung” biasa dilaksanakan pada bulan September (musim tanam) dan dimeriahkan dengan berbagai kesenian khas daerah-daerah tersebut. Sedangkan kata “sirung” kami maknai sebagai generasi-generasi pewaris budaya. Dengan demikian, “Ngunjung Sirung” adalah sebuah upaya revilatiliasai budaya, yaitu revitalisasi tradisi “ngunjung” untuk proses regenerasi.




2.2 Pengertian Tradisi Ngunjung

Ngunjung merupakan acara adat yang dilakukan oleh masyarakat Jawa Barat tepatnya di Indramayu, Cirebon, dan sekitarnya. Ngunjung atau dengan nama lain Munjung, berasal dari kata kunjung yang berarti mengunjungi makam leluhur atau orang tua sebagai  perwujudan rasa syukur masyarakat. Secara etimologi, Ngunjung bermakna “menyambut dengan hormat tunas baru”.

 Tradisi ini biasa dilaksanakan pada bulan September yaitu saat musim tanam atau juga bisa disebut sebagai bulan Syuro dan Mulud. Acara ini dilaksanakan sesudah panen padi dan dimeriahkan dengan berbagai kesenian khas daerah tersebut seperti wayang kulit dan juga sandiwara.

 Tujuan dari upacara ini adalah untuk melestarikan budaya dan memohon keselamatan. Sesuai tradisi, mayarakat datang membawa nasi tumpeng dan juga masakan daerah tradisional lainnya. Lokasi acara ini diselenggarakan di makam leluhur dan tokoh agama.




























BAB III
PENUTUP


3.1 Kesimpulan
            Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Tradisi Ngunjung adalah tradisi yang tidak harus di tinggalkan karena Tradisi Ngunjung untuk mengajak masyarakat dan generasi selanjutnya untuk mengingat dan mendoakan para leluhur kita dan menjaga silaturahim antar sesama manusia. Sehingga pola pikir manusia tidak menganggapnya sesuatu yang biasa, tetapi Tradisi Ngunjung adalah suatu tradisi yang mempunyai nilai sakral.

3.2 Saran
            Sebagai manusia yang berbudaya kita harusnya mampu untuk terus melestarikan tradisi-tradisi yang ada, termasuk Tradisi Ngunjung karena sebagaimana hakikat kita sebagai manusia.  Maka dari itu rasa saling memiliki dan tanggung jawab diterapkan oleh masyarakat sejak kecil, untuk selalu mengingat dan bersilaturahim kepada leluhurnya.





DAFTAR PUSTAKA





No comments:

Post a Comment