MAKALAH
TRADISI ADAT NGUNJUNG DI INDRAMAYU
ILMU BUDAYA DASAR
(IBD)
DOSEN PEMBIMBING
Ariyanto., S.I.Kom., M.M
DISUSUN OLEH
Jodi Foa Boy
(13118511)
1KA21
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS ILMU KOMPUTER &
TEKNOLOGI INFORMASI
SISTEM INFORMASI
2018
Kata Pengantar
Puji syukur kita
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga makalah Makalah ini dapat tersusun dengan baik.
Makalah ini dibuat
sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ilmu Budaya Dasar
(IBD).
Kami sampaikan terima
kasih kepada dosen dan semua pihak yang senantiasa membantu demi kelancaran
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa
makalah ini sangat sederhana dan belum sempurna. Oleh karena itu kritik dan
saran dari pihak manapun senantiasa akan kami terima untuk menjadikan makalah
ini sesuai dengan harapan.
Semoga makalah ini
mendapat perhatian dan manfaat bagi mahasiswa dan pembaca pada umumnya,.
22
Maret 2019
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………...…............1
DAFTAR ISI ……………………................……………...….............2
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang …………………………………………...….............3
1.2. Rumusan Masalah ………………………………………...……....…3
1.3. Tujuan Penulisan ……………………………………...……….….…3
1.4. Manfaat Penulisan ……………………………...……………..……..3
BAB II : PEMBAHASAN
2.1. Sejarah Tradisi
Ngunjung ……………………………………………4
2.2. Pengertian Tradisi
Ngunjung ..…...…………………………………..5
BAB III : PENUTUP
3.1. Kesimpulan ..…………………………………………………………6
3.2. Saran ..………………………………………………………………..6
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………..6
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………..6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Negara
Indonesia merupakan negara kaya tradisi dan adat istiadat. Berbagai macam
tradisi hadir dari berbagai sudut daerah. Tradisi yang melekat pada setiap daerah merupakan tradisi yang
turun menurun dari nenek moyang, salah satunya di daerah pulau Jawa. Daerah ini
merupakan salah satu daerah yang masih kaya akan tradisi dan budaya dari nenek
moyang. Lahirnya suatu tradisi biasanya berkaitan erat dengan peristiwa alam
atau bencana yang terjadi. Sebagian besar peristiwa tersebut akan dikaitkan
dengan serangkaian ritual tertentu. Ritual yang dilaksanakan tidak lepas dari
berbagai simbol dan arti. Bentuk kebudayaan sering diwujudkan berupa
simbol-simbol, masyarakat Jawa kaya akan sistem simbol tersebut. Sepanjang
sejarah masyarakat Jawa, simbol telah mewarnai tingkah laku, bahasa, ilmu
pengetahuan, dan religi. Sistem simbol digunakan sebagai media untuk menyampaikan
pesan. Salah satu tradisi yang masih bertahan dimasyarakat hingga saat ini
adalah tradisi ngunjung.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan Ngunjung ?
2.
Bagaimanakah Tradisi Ngunjung ?
1.3 Tujuan Penulisan
1.
Mendeskripsikan pengertian Tradisi Ngunjung
2.
Mendeskripsikan kegiatan Tradisi
Ngunjung
3.
Menambah wawasan dan pengetahuan
mengenai Tradisi Ngunjung yang masih dilakukan hingga saat ini
4.
Untuk memenuhi tugas mata kuliah
Ilmu Budaya Dasar
1.4 Manfaat Penulisan
Memberikan
wawasan tentang kehidupan atau adat istiadat di masyarakat Indramayu
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Sejarah Tradisi Ngunjung
Kebudayaan
merupakan benang merah yang menghubungkan dimensi ruang, waktu, manusia, serta
kreativitasnya yang berlangsung tanpa henti. Ruang-ruang kebudayaan sebagai
hasil ketajaman budi dan fikir masyarakat membentuk suatu kesatuan utuh yang
tak dapat dipisahkan, baik nilai-nilai dalam tradisi, perekonomian, pertanian,
pendidikan, sistem pengetahuan, bahasa, kesenian, sejarah, maupun lingkungan.
Seni pertunjukan di Indonesia, dalam perjalanannya, merupakan sebuah ungkapan
hati para kreatornya yang disublimasikan dari pengalaman- pengalaman indrawi
keseharian mereka, seperti mata pencaharian (pertanian), gejala alam, dsb.
Dapat dipahami apabila kesenian yang wajar hanya dapat dihasilkan oleh kelompok
masyarakat yang secara sosial budaya dan ekonomi telah sejahtera. Hal ini telah
dicontohkan leluhur kita yang dapat kita lihat dari helaran seni tradisi
pertanian, diantaranya tradisi “Ngunjung”.
Tradisi
ini merupakan syukuran sekaligus prosesi berdoa, dengan mengunjungi makam
keramat, leluhur, serta tokoh agama. Tujuannya dengan maksud memohon
keselamatan. Biasanya tradisi Ngunjung ini dilaksanakan pada bulan Syuro atau
Maulud. Ngunjung atau ziarah kubur ini sebagai bentuk penghormatan kepada
tokoh-tokoh yang terdahulu, dengan segala jasa yang telah diberikanya kepada
masyarakat semasa hidupnya.
Sebenarnya
Ngunjung ini selain syukuran dan berdoa, juga sebagai proses pembelajaran bagi
para generasi muda untuk selalu mengingat jasa-jasa leluhurnya. Prosesi tradisi
Ngunjung ini biasanya juga dimeriahkan dengan tari-tarian, terutama kesenian
Wayang Cepak. Ngunjung ini pun dihadiri oleh seluruh masyarakat, pemerintah
setempat, serta pemangku agama setempat.
Sedangkan
Ngunjung Sirung secara etimologi bermakna “menyambut dengan hormat tunas baru”.
Perayaan “ngunjung” merupakan sebuah tradisi penanaman padi yang pertama.
Upacara ini berasal dari Indramayu, Majalengka dan Cirebon. Tradisi “Ngunjung”
biasa dilaksanakan pada bulan September (musim tanam) dan dimeriahkan dengan
berbagai kesenian khas daerah-daerah tersebut. Sedangkan kata “sirung” kami
maknai sebagai generasi-generasi pewaris budaya. Dengan demikian, “Ngunjung
Sirung” adalah sebuah upaya revilatiliasai budaya, yaitu revitalisasi tradisi
“ngunjung” untuk proses regenerasi.
2.2
Pengertian Tradisi Ngunjung
Ngunjung
merupakan acara adat yang dilakukan oleh masyarakat Jawa Barat tepatnya di
Indramayu, Cirebon, dan sekitarnya. Ngunjung atau dengan nama lain Munjung,
berasal dari kata kunjung yang berarti mengunjungi makam leluhur atau orang tua
sebagai perwujudan rasa syukur
masyarakat. Secara etimologi, Ngunjung bermakna “menyambut dengan hormat tunas
baru”.
Tradisi ini biasa dilaksanakan pada bulan
September yaitu saat musim tanam atau juga bisa disebut sebagai bulan Syuro dan
Mulud. Acara ini dilaksanakan sesudah panen padi dan dimeriahkan dengan
berbagai kesenian khas daerah tersebut seperti wayang kulit dan juga sandiwara.
Tujuan dari upacara ini adalah untuk
melestarikan budaya dan memohon keselamatan. Sesuai tradisi, mayarakat datang
membawa nasi tumpeng dan juga masakan daerah tradisional lainnya. Lokasi acara
ini diselenggarakan di makam leluhur dan tokoh agama.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dari
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Tradisi Ngunjung adalah tradisi yang
tidak harus di tinggalkan karena Tradisi Ngunjung untuk mengajak masyarakat dan
generasi selanjutnya untuk mengingat dan mendoakan para leluhur kita dan
menjaga silaturahim antar sesama manusia. Sehingga pola pikir manusia tidak
menganggapnya sesuatu yang biasa, tetapi Tradisi Ngunjung adalah suatu tradisi
yang mempunyai nilai sakral.
3.2
Saran
Sebagai
manusia yang berbudaya kita harusnya mampu untuk terus melestarikan
tradisi-tradisi yang ada, termasuk Tradisi Ngunjung karena sebagaimana hakikat
kita sebagai manusia. Maka dari itu rasa
saling memiliki dan tanggung jawab diterapkan oleh masyarakat sejak kecil,
untuk selalu mengingat dan bersilaturahim kepada leluhurnya.
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment